52 comments on “Rangkaian Dzikir Multifungsi Dunia Akherat

  1. Kita semua bisa mengenal Allah melalui Surah al Fatihah. Jika sudah mengenal-Nya, niscaya segala kenikmatan dunia dan akhirat akan kita dapatkan.

    Al Fatihah menyimpan rahasia besar yang sangat bermanfaat bagi kehidupan kita, sebagai media untuk berdialog dengan Allah dan mengenal-Nya. Siapa pun Anda, bisa mencapai tingkatan ma’rifatullah (mengenal Allah) jika mampu memaknai dan mengamalkan Al Fatihah secara benar.

    Setiap hari, begitu sering kita membaca Al Fatihah, baik di saat shalat maupun berdoa. Dengan membacanya saja, Allah akan menurunkan rahmat dan karunia yang begitu banyak untuk kita. Apalagi jika kita mampu memahami makna dan rahasia Al Fatihah.
    Manfaatnya tidak hanya untuk kita sendiri, tapi juga untuk keluarga dan orang-orang di sekitar kita. Bahkan, karena keagungan Surah al Fatihah, Rasulullah saw. menganjurkan kepada keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya untuk mengamalkan Surah al Fatihah sebagai zikir sehari-hari.

  2. Dalil Syar’i Bahwa Silaturrahim Termasuk Kunci Rizki

    Beberapa hadits dan atsar menunjukkan bahwa Allah menjadikan silaturrahim termasuk di antara sebab kelapang-an rizki. Di antara hadits-hadits dan atsar-atsar itu adalah:

    1. Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah , ia berkata, ‘Aku mendengar Rasulullah bersabda:

    “Siapa yang senang untuk dilapangkan rizkinya dan di-akhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya) maka hen-daknyalah ia menyambung (tali) silaturrahim”.

    2. Dalil lain adalah hadits riwayat Imam Al-Bukhari dari Anas bin Malik bahwasanya Rasulullah bersabda:

    “Siapa yang suka untuk dilapangkan rizkinya dan di-akhirkan usianya (dipanjangkan umurnya), hendaklah ia menyambung silaturrahim.”

    Dalam hadits yang mulia di atas, Nabi menjelaskan bahwa silaturrahim membuahkan dua hal, kelapangan rizki dan bertambahnya usia.

    Ini adalah tawaran terbuka yang disampaikan oleh makh-luk Allah yang paling benar dan jujur, yang berbicara berda-sarkan wahyu, Nabi Muhammad . Maka barangsiapa me-nginginkan dua buah di atas hendaknya ia menaburkan be-nihnya, yaitu silaturrahim. Demikianlah, sehingga Imam Al-Bukhari memberi judul untuk kedua hadits itu dengan “Bab Orang Yang Dilapangkan Rizkinya dengan Silaturrahim.” Artinya, dengan sebab silaturrahim.

    Imam Ibnu Hibban juga meriwayatkan hadits Anas bin Malik dalam kitab shahihnya dan beliau memberi judul dengan: “Keterangan Tentang Baiknya Kehidupan dan Ba-nyaknya Berkah dalam Rizki Bagi Orang Yang Menyam-bung Silaturrahim.

  3. Sebagian orang menyempitkan makna silaturrahim hanya dalam masalah harta. Pembatasan ini tidaklah benar. Sebab yang dimaksud silaturrahim lebih luas dari itu. Silaturrahim adalah usaha untuk memberikan kebaikan kepada kerabat dekat serta (upaya) untuk menolak keburukan dari mereka, baik dengan harta atau dengan lainnya.

    Imam Ibnu Abu Jamrah berkata: “Silaturrahim itu bisa dengan harta, dengan memberikan kebutuhan mereka, de-ngan menolak keburukan dari mereka, dengan wajah yang berseri-seri serta dengan {do’a.”} = ini adalah sedekah yang tdk diketahui org lain tp akan dibalas oleh Allah,,,,,,,,,

    Makna silaturrahim yang lengkap adalah memberikan apa saja yang mungkin diberikan dari segala bentuk kebaik-an, serta menolak apa saja yang mungkin bisa ditolak dari keburukan sesuai dengan kemampuannya (kepada kerabat dekat).

  4. BERINFAK DI JALAN ALLAH

    Di antara kunci-kunci rizki lain adalah berinfak di jalan Allah. Pembahasan masalah ini –dengan memohon taufik dari Allah– akan saya lakukan melalui dua poin berikut:

    A. Yang dimaksud berinfak.
    B. Dalil syar’i bahwa berinfak di jalan Allah adalah termasuk kunci-kunci rizki.

    A. Yang Dimaksud Berinfak

    Di tengah-tengah menafsirkan firman Allah:

    “Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, niscaya Dia akan menggantinya”. (Saba’: 39).

    Syaikh Ibnu Asyur berkata: “Yang dimaksud dengan infak di sini adalah infak yang dianjurkan dalam agama. Seperti berinfak kepada orang-orang fakir dan berinfak di jalan Allah untuk menolong agama.”

    ayo konco2 dan sedulur ku,,,,,,,,,,,,,,kita benahi hidup kita agar tercapai cita2 kita bersama di blog ini

    ” MUDA KAYA RAYA ( kaya harta & hati ), MATI MASUK SURGA”

    semoga salam dan rahmat selalu tercurah pada junjungan kita Nabi Muhammad saw,,,,,,,,,,,

  5. “Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan ke-miskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karuniaNya) lagi Maha Mengetahui.” (Al-Baqarah: 268).

    Menafsirkan ayat mulia ini, Ibnu Abbas berkata: “Dua hal dari Allah, dan dua hal dari setan. “Setan men-janjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan.” Setan itu berkata, ‘Jangan kamu infakkan hartamu, peganglah untukmu sendiri karena kamu membutuhkannya’. “Dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir).”

    (Dan dua hal dari Allah adalah), “Allah menjanjikan un-tukmu ampunan daripadaNya,” yakni atas maksiat yang kamu kerjakan, “dan karunia” berupa rizki.

    Al-Qadhi Ibnu Athiyah menafsirkan ayat ini berkata: “Maghfirah (ampunan Allah) adalah janji Allah bahwa Dia akan menutupi kesalahan segenap hambaNya di dunia dan di akhirat. Sedangkan al-fadhl (karunia) adalah rizki yang luas di dunia, serta pemberian nikmat di akhirat, dengan segala apa yang telah dijanjikan Allah .

    Imam Ibnu Qayim Al-Jauziyah dalam menafsirkan ayat yang mulia ini berkata: “Demikianlah, peringatan setan bah-wa orang yang menginfakkan hartanya, bisa mengalami ke-fakiran bukanlah suatu bentuk kasih sayang setan kepa-danya, juga bukan suatu bentuk nasihat baik untuknya. Ada-pun Allah, maka Ia menjanjikan kepada hambaNya ampunan dosa-dosa daripadaNya, serta karunia berupa penggantian yang lebih baik daripada yang ia infakkan, dan ia dilipatgan-dakanNya baik di dunia saja atau di dunia dan di akhirat.”

  6. Nabi memberitahukan kepadanya:

    “Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman, ‘Wahai anak Adam, berinfaklah, niscaya Aku berinfak (memberi rizki) kepadaMu.”

    Allahu Akbar! Betapa besar jaminan orang yang berinfak di jalan Allah! Betapa mudah dan gampang jalan mendapatkan rizki! Seorang hamba berinfak di jalan Allah, lalu Dzat Yang di TanganNya kepemilikan segala sesuatu memberi-kan infak (rizki) kepadanya. Jika seorang hamba berinfak sesuai dengan kemampuannya maka Dzat Yang memiliki perbendaharaan langit dan bumi serta kerajaan segala se-suatu akan memberi infak (rizki) kepadanya sesuai dengan keagungan, kemuliaan dan kekuasaanNya.

    Imam An-Nawawi berkata: “Firman Allah, ‘Berinfaklah, niscaya Aku berinfak (memberi rizki) kepadamu’ adalah makna dari firman Allah dalam Al-Qur’an:

    “Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan maka Dia-lah yang akan menggantinya.” (Saba’: 39).

    Ayat ini mengandung anjuran untuk berinfak dalam ber-bagai bentuk kebaikan, serta berita gembira bahwa semua itu akan diganti atas karunia Allah .

  7. “Tidaklah para hamba berada di pagi hari kecuali di dalamnya terdapat dua malaikat yang turun. Salah satunya berdo’a, ‘Ya Allah, berikanlah kepada orang yang berinfak ganti (dari apa yang ia infakkan)’. Sedang yang lain berkata, ‘Ya Allah, berikanlah kepada orang yang menahan (hartanya) kebinasaan (hartanya)’.”

    Dalam hadits yang mulia ini, Nabi yang mulia menga-barkan bahwa terdapat malaikat yang berdo’a setiap hari kepada orang yang berinfak agar diberikan ganti oleh Allah. Maksudnya –sebagaimana yang dikatakan oleh Al-Mulla Ali Al-Qari– adalah ganti yang besar. Yakni ganti yang baik, atau ganti di dunia dan ganti di akhirat. Hal itu berdasarkan firman Allah:

    “Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan maka Dia-lah yang akan menggantinya. Dan Dialah sebaik-baik Pemberi rizki.” (Saba’: 39).

    Dan diketahui secara umum bahwa do’a malaikat adalah dikabulkan, sebab tidaklah mereka mendo’akan bagi sese-orang melainkan dengan izinNya. Allah berfirman:

    “Dan mereka tiada memberi syafa’at melainkan kepada orang yang diridhai Allah, dan mereka itu selalu berhati-hati karena takut kepadaNya.” (Al-Anbiya’: 28).

  8. BERBUAT BAIK KEPADA ORANG-ORANG LEMAH

    Termasuk di antara kunci-kunci rizki adalah berbuat baik kepada orang-orang miskin. Nabi menjelaskan bahwa para hamba itu ditolong dan diberi rizki disebabkan oleh orang-orang yang lemah di antara mereka.

    Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari Mush’ab bin Sa-’dan ia berkata, ‘Bahwasanya Sa’dan merasa dirinya memiliki kelebihan daripada orang lain. Maka Rasulullah bersabda:

    “Bukankah kalian ditolong dan diberi rizki lantaran orang-orang lemah di antara kalian?”

    Karena itu, siapa yang ingin ditolong Allah dan diberi rizki olehNya maka hendaknya ia memuliakan orang-orang lemah dan berbuat baik kepada mereka.”

    Nabi yang mulia, juga menjelaskan bahwa keridhaan-nya dapat diperoleh dengan berbuat baik kepada orang-orang miskin.

    Imam Ahmad, Abu Daud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibnu Hibban dan Al-Hakim meriwayatkan dari Abu Darda’ bahwasanya ia berkata, aku mendengar Rasulullah bersabda:

    “Carilah (keridhaan)ku melalui orang-orang lemah di antara kalian. Karena sesungguhnya kalian diberi rizki dan ditolong dengan sebab orang-orang lemah di antara kalian.”

    Menjelaskan sabda Nabi di atas Al-Mulla Ali Al-Qari berkata, “Carilah keridhaanku dengan berbuat baik kepada orang-orang miskin di antara kalian.”

    Dan barangsiapa berusaha mendapatkan keridhaan keka-sih Yang Maha Memberi rizki dan Maha Memiliki kekuatan dan keperkasaan, Muhammad dengan berbuat kepada orang-orang miskin, niscaya Tuhannya akan menolongnya dari para musuh serta akan memberinya rizki.

  9. Mantabbbb…….wejangannya kangmas putra bun..semuga kita termasuk orang2 yg diberi petunjuk dan ijin mengamalkan amalan diatas semoga barokah…salam

  10. dapat dirumuskan beberapa poin berikut ini:

    1. Allah Yang Maha Agung dan Maha Perkasa menja-dikan beberapa sebab dan kunci untuk rizki, di antaranya:

    Istighfar (memohon ampun kepada Allah) dan taubat kepadaNya. Dan yang dimaksud adalah melakukan ke-duanya dengan perkataan dan perbuatan.
    Taqwa. Dan hakikatnya adalah menjaga diri dari yang menyebabkan dosa atau mentaati perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-laranganNya atau menjaga diri dari sesuatu yang menyebabkan siksa, baik dengan mela-kukan perbuatan atau meninggalkannya.
    Tawakkal. Yaitu menampakkan kelamahan hamba serta bersandar sepenuhnya kepada Allah semata.
    Beribadah sepenuhnya kepada Allah . Yaitu bersungguh-sungguh dalam mengkonsentrasikan hati ketika beribadah kepada Allah .
    Mengikuti haji dengan umrah. Maksudnya, melakukan salah satunya lalu melanjutkannya dengan yang lain.
    Silaturrahim. Yaitu berbuat baik kepada kerabat/keluarga dekat.
    Berinfak di jalan Allah . Yaitu berinfak untuk se-suatu yang dicintai dan diridhai Allah .
    Memberi nafkah kepada orang yang sepenuhnya me-nuntut ilmu syar’i (agama).
    Berbuat baik kepada orang-orang yang lemah.
    Berhijrah di jalan Allah . Yakni keluar dari negeri kafir ke negeri iman untuk mencari keridhaan Allah se-suai dengan syar’iatNya.

  11. a) Al-Imam Ahmad ibn Hanbal meriwayatkan dari sahabat ‘Abdullah ibn ‘Amr bahwa Rasulullah saw bersabda;

    مَنْ قَالَ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيْرٌ مِائَتَيْ مَرَّةٍ فِيْ يَوْمٍ لَمْ يَسْبِقْهُ أَحَدٌ كَانَ قَبْلَهُ وَلاَ يُدْرِكُهُ أَحَدٌ بَعْدَهُ إِلاَّ بِأَفْضَلَ مِنْ عَمَلِهِ” قَالَ الْحَافِظُ الْهَيْثَمِيُّ: رَوَاهُ أَحْمَدُ وَالطَّبَرَانِيُّ إِلاَّ أَنَّهُ قَالَ: فِيْ كُلِّ يَوْمٍ” وَرِجَالُ أَحْمَدَ ثِقَاتٌ.

    “Barang siapa membaca: “La Ilaha Illallahu Wahdahu La Syarika Lahu Lahu al-Mulku Wa Lahu al-Hamdu Wa Huwa ‘Ala Kulli Syai’in Qadir” sebanyak dua ratus kali dalam sehari, maka tidak ada seorangpun sebelumnya yang bisa mendahuluinya dan tidak ada seorang-pun setelahnya yang bisa menyamainya, kecuali orang yang melakukan amal yang lebih afdlal darinya”. (Al-Hafizh al-Haytsami berkata: Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad dan ath-Thabarani. Hanya saja dalam riwayat ath-Thabarani lafazhnya adalah “Fi Kulli Yaum…”. Dan perawi-perawi riwayat Ahmad adalah orang-orang tsiqat (Orang-orang terpercaya).

    b) Al-Imam an-Nasa-i meriwayatkan dalam kitab ‘Amal al-Yaum Wa al-Lailah bahwa Rasulullah bersabda;
    مَنْ قَالَ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيْرٌ مِائَةَ مَرَّةٍ إِذَا أَصْبَحَ وَمِائَةَ مَرَّةٍ إِذَا أَمْسَى لَمْ يَأْتِ أَحَدٌ بِأَفْضَلَ مِنْه إِلاَّ مَنْ قَالَ أَفْضَلَ مِنْ ذَلِكَ.

    “Barangsiapa membaca: “La Ilaha Illallahu Wahdahu La Syarika Lahu, Lahu al-Mulku Wa Lahu al-Hamdu Wa Huwa ‘Ala Kulli Syai’in Qadir” sebanyak seratus kali di pagi hari, dan seratus kali di sore hari, maka tidak ada seorangpun yang bisa mengunggulinya, kecuali orang yang membaca lebih afdlal darinya”.

    • lebih Afdol ke fakir miskin,,,,,,,,,karena kalian langsung dapatkan doa dari yang bersangkutan,,,,,

      sedangkan ke masjid,,,,,,,,,,,,,sy ada baca hadis tanda akhir jaman adalah saling berlomba-lomba membangun mesjid,,,,,,,,,,,,tp tdk ada orgnya.,,,,,,,,,,,,,,

      lebih afdol lg sedekah fatihah buat kedua orgtua kita, dan para leluhur kita,kaum muslimin & Muslimat,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

  12. Aslmkm wr wb. Absen pagi salam salim kwn2 semua smga kt semua slalu dlm keridhoanNYA AMIIN YA Rabbal alamiin

Kagem Sedulur SSU, sumonggo Nilar Atur wicoro kanti Sae ugi Langkung sifat Amanah