Bismilah Shallahualaihi wasalim..
Sayyidina Muhammad – sallaLlahu ‘alayhi wa aalihi wasallam -, Allah SWT telah membusanai beliau – sallaLlahu ‘alayhi wa aalihi wasallam – dengan Nama-Nama-dan Sifat-Sifat-Nya yang Indah. Ia SWT telah memanifestasikan Diri-Nya sendiri
melalui Nama-Nama- dan Sifat-Sifat Indah-Nya melalui sayyidina Muhammad -sallaLlahu ‘alayhi wa aalihi wasallam -.
Allah ingin memanifestasikan Diri-Nya,ketika Ia SWT berfirman [dalam suatu hadits qudsi, red.], “Kuntu Kanzan
Makhfiyan Fa aradtu an u’raf, fakhalaqtul khalq.” “Aku adalah ‘Harta Tersembunyi’ dan Aku ingin Diri-Ku dikenali,
maka Ku-ciptakan ciptaan”.
Allah ingin diketahui. Untuk diketahui, haruslah oleh suatu ciptaan, dan ciptaan tersebut mestilah membawa keindahan Sang Pencipta. Dan untuk membawa keindahan ciptaan, haruslah seseorang, sesuatu, suatu cara, yang Allah Ta’ala akan
mewujudkanya, sedemikian rupa hingga
[sebagaimana difirmankan Allah SWT],
“Allahu Nurus Samawati wal Ardh Matsalu Nuurihi kamisykaatin…” [QS. An-Nuur 24:35],
Allah-lah Cahaya langit dan Bumi [untuk meliputi lingkaran Cahaya tersebut];
perumpamaan Cahaya-Nya adalah bagaikan suatu Lingkaran yang berisikan berbagai manifestasi yang memiliki lampu dengan berbagai warna pelangi yang demikian beragam.
Saat Allah SWT adalah suatu ‘Harta Tersembunyi’, artinya Esensi-Nya,Dzat-Nya, tak dapat diketahui, yaitu
Haqiqat uz-Dzaat il-Buht liLlaahi Ta’ala,
Haqiqat dari Esensi Ilahiah yang tak seorang pun dapat memahami Dzat tersebut,artinya, tak seorang pun dapat memahami apa hakikat Sang Pencipta.
Allah Ta’ala ingin agar Dzat-Nya, Esensi-Nya diketahui, Ia SWT pun ‘menciptakan’ Nama-Nama
dan Sifat-Sifat Indah untuk mendeskripsikan Esensi/Dzat tersebut secara berkesinambungan tanpa ada henti. Dan manifestasi-manifestasi dari Nama-Nama serta Sifat-Sifat Indah nan Mulia ini, tak mungkin, tak mungkin seorang pun
mampu memahami mereka, kecuali Nama-Nama dan Sifat-Sifat tersebut memanifestasikan diri mereka pada orang tersebut. Karena jika orang, di zaman ini, membaca Asma-ullahi l-Husna
Huwallahulladizii laa ilaha illah huwa ‘aalimul ghaybi wash shahaadati huwa ar-Rahmanu r-Rahiim…
[QS. Al-Hasyr 59:22-24],
mereka memberikan suatu arti, mereka berusaha mendeskripsikan maknanya. Namun, pada hakikatnya, Nama-Nama tersebut tidaklah dapat dilukiskan atau dijelaskan,Nama-Nama dan Sifat-Sifat tersebut haruslah menjadi suatu cita-rasa, suatu
pengalaman yang dirasakan. Kalian dapat mendeskripsikan apa pun yang kalian suka. Saya pun dapat mendeskripsikan air ini [contoh ke suatu gelas berisi air] sebagai suatu air atau suatu gelas, tapi kalian jika kalian tak
mencicipi air tersebut, kalian pun tak dapat merasakan hakikat kelezatan air yang menyegarkan itu.
Allah SWT ingin untuk diketahui. Maka, untuk diketahui, haruslah ada suatu ciptaan. Tanpa suatu ciptaan, maka diketahui oleh siapa? Allah SWT Mengetahui Essensi, Dzat-Nya. Allah Ta’ala mengetahui Diri-Nya sendiri. Bahkan Allah Ta’ala tahu akan Diri-Nya, Allah tahu akan Sang Esensi, Esensi-Nya, Dzat-Nya;dan Nama-Nama serta Sifat-Sifat-Nya yang Indah tahu akan Dzat, tapi tak setiap Nama tahu satu bagian (kita dapat mengatakannya bagian) atau satu Elemen dari Esensi/Dzat, tidak semuanya. Setiap Nama memiliki signifikansinya masing-masing, tak dapat mengetahui Nama yang lain. Itulah Keagungan Allah.
Setiap Nama adalah unik bagi dirinya. Karena itulah, kita mengucapkan “Allah”,Nama “Al-Ismu l-Jami’ li l-Asma’ was Sifat.”
“Allah” adalah Nama yang meliputi keseluruhan Nama-Nama dan Sifat-Sifat.“Allah” mendeskripsikan Dzat. Dan Nama itu, “Allah”, meliputi dan memahami Sang Esensi, Dzat. Jadi, untuk hal ini, suatu ciptaan haruslah muncul agar rahmat Allah SWT ini, yang berupa suatu pelangi dari Nama-Nama dapat dianugrahkan atau dibusanakan pada seseorang.
Dan,karena itulah Nabi – sallaLlahu ‘alayhi wa aalihi wasallam – bersabda ketika beliau ditanya tentang apakah yang Allah ciptakan pertama-tama. Beliau – sallaLlahu ‘alayhi wa aalihi wasallam -menjawab, “Ia SWT pertama-tama menciptakan cahayaku” untuk mengenakan manifestasi-manifestasi dari Nama-Nama dan Sifat-Sifat Indah Allah Ta’ala ini.Jadi, cahaya tersebut diciptakan dengan tujuan untuk mengemban manifestasi-manifestasi [tajalli] dari Nama-Nama dan Sifat-Sifat indah tersebut. Cahaya dari Muhammad tersebut, An-Nuuru l-Muhammadi, adalah manifestasi dari Nama-Nama dan Sifat-Sifat Indah yang muncul dalam Muhammad,dalam an-Nur Muhammad tersebut,Cahaya dari Muhammad – sallaLlahu ‘alayhi wa aalihi wasallam -, Cahaya Muhammadaniyyah.
Nur Muhammadi yang memantulkan Cahaya dari Nama-Nama dan Sifat-Sifat Indah Allah tersebut, memantulkan ke siapakah? Beliau adalah suatu cermin yang memantulkan cahaya tersebut bagaikan bulan yang memantulkan cahaya matahari.
Karena itulah, Sayyidina Muhammad – sallaLlahu ‘alayhi wa aalihi wasallam -, An Nuur Muhammad tersebut, Cahaya Muhammadi tersebut menjadi suatu Pelangi Nama-Nama dan Sifat-Sifat Indah, dan ia pun mesti memanifestasikan dirinya pada sesuatu yang dapat membawa cahaya tersebut selanjutnya. Karena itulah salah satu nama beliau – sallaLlahu ‘alayhi wa aalihi wasallam – adalah Muhammad,karena esensi/dzat Muhammad – sallaLlahu ‘alayhi wa aalihi wasallam – tak dapat
dilukiskan, tak dapat dijelaskan, tak dapat digambarkan, kecuali hanya melalui manifestasi-manifestasi dari Nama-Nama dan Sifat-Sifat Indah Allah Ta’ala.
Jadi, Nabi Muhammad – sallaLlahu ‘alayhi wa aalihi wasallam – pun harus memanifestasikan diri beliau pada sesuatu. Maka, Allah Ta’ala pun menciptakan dari Cahaya beliau, Adam ‘alayhissalam untuk muncul melalui diri beliau –
sallaLlahu ‘alayhi wa aalihi wasallam -. Diriwayatkan bahwa Allah SWT menciptakan Adam, karena itu Allah SWT menciptakan Adam dari manifestasi nama-nama dan sifat-sifat luhur yang dimiliki Nabi – sallaLlahu ‘alayhi wa
aalihi wasallam -, melalui manifestasi-manifestasi Nama-Nama dan Sifat-Sifat Indah Allah SWT. Ia SWT menciptakan Adam dari Cahaya itu. Dan, karena itu pula,
beliau – sallaLlahu ‘alayhi wa aalihi wasallam – bersabda, “Kuntu nabiyyan wa adam bayna l-maai wa t-tin”, “Aku adalah seorang Nabi ketika Adam masih di antara tanah liat dan air”, karena Nabi – sallaLlahu ‘alayhi wa aalihi wasallam
– telah mengetahui siapa dirinya.
Karena manifestasi dari Nama-Nama dan Sifat-Sifat Indah tersebut adalah seperti ketika kalian memutar suatu mesin, atau suatu turban, dan ia berputar,berputar, dan berputar, hingga menghasilkan energi, dan menghasilkan energi,dan menghasilkan energi, hingga energi tersebut menjadi layaknya sebuah generator. Suatu generator jika diputar amat cepat, akan memberikan aliran listrik. Dan dengan aliran listrik yang dihasilkan tersebut, kalian pun dapat menggunakannya untuk berbagai keperluan. Seperti itu pula, Nabi – sallaLlahu ‘alayhi wa aalihi wasallam -, saat Nama-Nama dan Sifat-Sifat Indah ini dimanifestasikan pada Realitas Sayyidina Muhammad – sallaLlahu ‘alayhi wa aalihi wasallam -,
Hakikat Sayydina Muhammad – sallaLlahu ‘alayhi wa aalihi wasallam -,Haqiqatul Muhammadaniyyah¸ Allah Ta’ala pun mencelupkan cahaya Muhammad dengan Nama-Nama dan Sifat-Sifat ini dalam Bahrul Qudrah-Nya [literal bermakna “Samudera Kekuatan”-Nya, red.]. Saat beliau dicelupkan dalam Bahrul Qudrah ini,beliau pun berputar, dan berputar, berdasarkan Hadits Nabi – sallaLlahu ‘alayhi wa aalihi wasallam – di atas [tentang penciptaan cahaya beliau, red.]. Beliau –
sallaLlahu ‘alayhi wa aalihi wasallam – berputar, dan berputar, memancarkan energi, yang dari energi tersebut, Adam muncul.
Jadi, karena itulah Adam ‘alayhissalam diciptakan dan dibentuk/dicetak dengan cahaya Sayyidina Muhammad – sallaLlahu ‘alayhi wa aalihi wasallam -. Saat Allah berkehendak menciptakannya, Ia SWT memerintahkan Jibril ‘alayhissalam untuk
pergi ke Bumi dan mengambil segumpal tanah liat dari Bumi, dan membawanya,sebagaimana difirmankan Allah Ta’ala, “Wa laqad karramna Bani Adam, wa hamalnahum fil barri wal bahr, wa razaqnahum mina t-tayyibaati, wa fadhdhalnaahum ‘ala katsiirin mimman khalaqnaa tafdhiilaan”[QS. Al-Isra’ 17:70]
“Dan sungguh telah Kami muliakan manusia (Anak Adam), dan Kami perjalankan mereka di Daratan dan Lautan, dan Kami beri mereka rizqi dari hal-hal yang baik, serta Kami lebihkan diri mereka dari sekalian ciptaan Kami lainnya”.
Allah Ta’ala memuliakan sayyidina Adam dengan membawa tubuhnya, Ia Ta’ala membawa tubuhnya dari Bumi ke mana? Ke Langit! Allah SWT membawa dari Bumi,tubuh Adam, realitas Adam, Hakikat Adam, tubuh dari Adam dibawa dari Bumi, dan
Allah Ta’ala memuliakan manusia dengan mengirim mereka ke Surga melalui Adam ‘alayhissalam. Di sana, Ia SWT membentuknya dengan nama-nama dan sifat-sifat mulia dari sayyidina Muhammad – sallaLlahu ‘alayhi wa aalihi wasallam -. Dan karena itulah, An-Nuurul Muhammadi terdapat di dahi Adam. Dan saat cahaya Muhammad – sallaLlahu ‘alayhi wa aalihi wasallam – tersebut muncul di dahinya,saat itulah masalah dengan Iblis pun terjadi.
Iblis demikian marahnya karena ia mengharap untuk menjadi cahaya tersebut.Karena al-Maqam al-Mahmud, Kedudukan Yang Terpuji itu telah diberikan Allah SWT pada Sayyidina Muhammad – sallaLlahu ‘alayhi wa aalihi wasallam -, melalui
cahaya tersebut. Iblis menginginkan cahaya itu. Karena itulah, ia beribadah dan melakukan sajdah [sujud, red.] di setiap jengkal Surga, dan di setiap ruang di Alam Semesta, setiap jengkal tangan, satu sajdah, satu sajdah, satu sajdah. Ia berharap untuk dapat meraih cahaya tersebut, tapi akhirnya setelah ia mengetahui bahwa ia tak akan mendapatkan cahaya tersebut, ia pun mulai memusuhi Adam ‘alayhissalam dengan membisikkan [was-was] ke telinganya untuk membuatnya turun.
Kita akan berbicara tentang masalah ini, tentang Iblis dan Adam, pada waktu lain. Malam ini, kita melanjutkan dengan sesuatu yang lain. Jadi, ketika cahaya Sayyidina Muhammad – sallaLlahu ‘alayhi wa aalihi wasallam – tersebut tengah
berputar, dan bagaikan sebuah generator yang darinya memancar keluar kekuatan yang demikian dahsyatnya, ia mengeluarkan energi tersebut. Dan dari energi tadi, terciptalah sumber asal-muasal dimensi spiritual dari cahaya manusia, dan
dengan kekuatan tersebut, masuklah [energi spiritual tersebut] ke dalam tanah liat, suatu bentuk yang telah disiapkan oleh Allah SWT. Karena itulah Allah SWT berfirman, “Wa nafakha fiihi min ruuhihi”[QS. As-Sajdah 32:9] “Aku tiupkan
dalam Adam, dari Ruh-Ku, Cahaya-Ku, atau dari Ruh, dari Manifestasi-manifestasi Nama-Nama dan Sifat-Sifat Indah” yang telah dimanifestasikan pada Sayyidina Muhammad – sallaLlahu ‘alayhi wa aalihi wasallam – dan muncul keluar sebagai
suatu Sumber Energi yang bertiup ke Adam, dengan cara itulah Adam bergerak dan ruh itu keluar.
Karena Adam dibentuk pada suatu tempat tertentu, dan para Malaikat datang,melihat dan pergi, lalu datang, melihat dan pergi, sambil bertanya-tanya, “Apa itu?” “Apa itu?” Tak nampak suatu gerakan apa pun [dari bentuk fisik Adam,red.]. Begitu cahaya tersebut masuk ke dalamnya, ia pun bergerak. Artinya, ia bergerak dengan cahaya Muhammad – sallaLlahu ‘alayhi wa aalihi wasallam -,An-Nuuru Muhammad – sallaLlahu ‘alayhi wa aalihi wasallam -. Sumber dari ciptaan yang Allah SWT menciptakan alam semesta ini darinya, dari An-Nuuru l-Muhammadi – sallaLlahu ‘alayhi wa aalihi wasallam -.
Jadi, apakah rahasia di balik Nuuri Muhammadi – sallaLlahu ‘alayhi wa aalihi
wasallam – yang membuat Adam ‘alayhissalam bergerak?
Saat Adam ‘alayhissalam dicatu energi dengan Nur Muhammadi tersebut, seluruh sperma-sperma manusia berada di punggungnya, berenang di punggungnya. Dan manusia, saat ini, berapa banyak sperma [tersenyum, hadirin tertawa], berapa
banyak sperma yang dikeluarkan seorang laki-laki setiap kalinya?
Setiap kalinya ada 500 juta sperma. Dan salah satu dari 500 juta sperma ini,salah satunya akan terhubungkan dengan suatu sel telur. Subhanallah! Lihat,lottere/undian, bahkan dalam rahim sang ibu pun ada suatu undian. Artinya undian diperbolehkan dalam Islam [dengan nada bergurau… hadirin pun tertawa].Apakah kalian bermain lottere? Kita semua bermain lottere.
Beliau berkata bahwa Allah SWT ingin menunjukkan kebesaran Sayyidina Muhammad – sallaLlahu ‘alayhi wa aalihi wasallam – di hari Kiamat nanti dan betapa besar Ummah beliau – sallaLlahu ‘alayhi wa aalihi wasallam -. Ia berkata
bahwa Awliya’ Allah baru saja [di masa Grandshaykh saat itu] menerima ilham pada Awliya’Allah dari qalbu Sayyidina Muhammad – sallaLlahu ‘alayhi wa aalihi wasallam – bahwa Allah SWT untuk menunjukkan betapa besar Ummatun Nabi –
sallaLlahu ‘alayhi wa aalihi wasallam -, dari setiap sperma yang kalian keluarkan setiap kali kalian melakukannya, jika seorang anak muncul, atau pun tak ada anak yang muncul, tergantung dari berapa banyak sperma yang keluar,Allah Ta’ala akan menciptakan manusia dalam jumlah yang sama yang akan menjadi anak-anak kalian.
Karena itulah, kalian melihat pada orang-orang, untuk suatu sperma yang mungkin cuma dicatu/ditetapkan selama satu jam, maka darinya muncul seseorang yang setelah kelahirannya hanya hidup selama satu jam, lalu mati; orang yang
lain mungkin mati setelah 10 tahun, yang lain setelah 20 tahun, dan yang lain setelah 50 tahun, sementara yang lain setelah 100 tahun… Bergantung pada seberapa banyak [energi] telah dicatukan atau ditetapkan pada sperma-sperma ini
dari Cahaya tersebut.
Dan siapakah yang memberikannya pada Adam ‘alayhissalam? Allah, dari Allah pada Sayyidina Muhammad – sallaLlahu ‘alayhi wa aalihi wasallam -, dan dari Sayyidina Muhammad – sallaLlahu ‘alayhi wa aalihi wasallam – kepada Sayyidina
Adam ‘alayhissalam Karena itulah “Wa laqad karramna Bani Aadam…”[QS Al-Isra’17:70] Diri kita, manusia dimuliakan oleh Allah, karena kita tercipta dari tiga cahaya: cahaya Sayyidina Adam, cahaya Sayyidina Muhammad – sallaLlahu ‘alayhi
wa aalihi wasallam -, dan Cahaya dari Allah SWT. Cahaya ini pun mesti kembali,“Inna lillahi wa inna ilayhi raji’uun” [QS. Al-Baqarah 2:156] “Sesungguhnya kita berasal dari Allah, dan kepada Allah-lah kita akan kembali”.
Cahaya itu harus kembali ke Sumbernya. Dan karena itu pula Nabi – sallaLlahu ‘alayhi wa aalihi wasallam – bersabda, “Tu’radhu ‘alayya a’malu ummatii” “Aku mengamati ‘amal Ummat-ku, jika aku mendapati kebaikan padanya, aku pun berdoa
dan memuji Allah, dan jika aku melihat keburukan padanya, aku beristighfar mewakili mereka.” Artinya apa pun yang kalian lakukan, beliau – sallaLlahu ‘alayhi wa aalihi wasallam – adalah seseorang yang bertanggung jawab atasnya,
yang akan ditanya tentangnya. Beliau – sallaLlahu ‘alayhi wa aalihi wasallam -haruslah memelihara cahaya itu dan mengembalikannya dalam keadaan suci bersih dan murni seperti keadaan awalnya, saat Allah SWT mengirimkannya ke Muhammad,dan Muhammad ke Adam.
Karena itu Nabi – sallaLlahu ‘alayhi wa aalihi wasallam – bersabda dalam hadits tersebut, “Tu’radhu ‘alayya a’malu ummatii, fa in wajadtu khayran hamadtullah, wa in wajadtu ghayru dzalik fastaghfartullah”. Dan Sayyidina
Muhammad – sallaLlahu ‘alayhi wa aalihi wasallam – bersabda, “Aku mengamati amal Ummat-ku dalam kuburku.” Artinya, beliau selalu mendampingi Ummah. Dan Ummah beliau tidaklah hanya ummah [akhir zaman] ini, melainkan keseluruhan
hingga ke masa Adam ‘alayhissalam.
Karena itulah, pada Adam, Allah SWT memberikan padanya nama Adam yang terdiri atas tiga huruf: Alif, Dal, dan Mim. Jika kalian melihat pada huruf pertama Allah, apa itu? Alif. Jika kalian melihat pada huruf pertama Muhammad, apa itu?
Miim. Dan di tengahnya adalah huruf Dal. Artinya, Allah, huruf pertama pada “Adam” adalah dari huruf pertama Sang Pencipta yaitu Alif, huruf terakhir adalah Miim, dan huruf di tengah adalah Daal, jadilah “ADAM”. Daal adalah
Dunya, yaitu seluruh ciptaan. Jadi dari Allah SWT menciptakan suatu ciptaan,memberikannya pada Muhammad – sallaLlahu ‘alayhi wa aalihi wasallam -, dan itulah Adam. Sesuatu yang diwakili oleh Adam ‘alayhissalam
Sayyidina Muhammad – sallaLlahu ‘alayhi wa aalihi wasallam – adalah ia yang akan ditanya di hadapan Sang Pencipta, mewakili seluruh Ummah. Kita,keseluruhan diri kita, adalah pengikut dari Shaykh kita, dan Syaikh kita akan
ditanya di hadapan Sayyidina Muhammad – sallaLlahu ‘alayhi wa aalihi wasallam -, tentang keseluruhan diri kita.
Asyhadu An Laa ilaaha illaLlaah wa asyhadu Anna
Muhammadan ‘Abduhu wa Rasuuluh..
Wa min Allah at tawfiq
absen pgi…
met mlam *km ardhi numpang nyimak,.. Artikel yg mantaf surantaf..
smgat mlem…
kang mas putra bun….
Kok brubah sih formatx.jd bingung…
Enakan yg lama kang…
alhmdllh..bisa masuk kampus lagiiii….sekarang aku dah di ind
salam salim seluruh sedulur di kampus tercinta ini
kang mas…
Info terbarux mhon diposting…
Biar kami smua tau…
hik hik hik 😦
kampusq sepi…
G p2 wes…
Q tak jaga kampus ae…
ZIKIR ISMU DZAT YANG BENAR BAGAIMANA MHN PETUNJUK MKSH WASALAM
Waah…سبحا نالله… Mohon keridho’an ilmunya kang…hatur nuhun…